rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

AHLAN WA SAHLAN....

MARI KITA SALING BERBAGI ..
----------------------------------------------------------------

Cari Duit Lewat Sini >>

Protected by Tutorial Blogspot

Translate

Pengertian Psikologi



         Dilihat dari terminology kata psikologi terdiri dari dua kata yakni Psyche berarti jiwa dan logos yang kemudian menjadi logi berarti ilmu. Maka kata psikologi berarti ilmu pengetahuan tentang jiwa, tidak terbatas pada jiwa manusia saja tetapi juga termasuk jiwa binatang dan sebagainya[1].

       Di kalangan ahli psikologi pada hakekatnya tidak terdapat perbedaan pengertian tentang psikologi, hanya saja perbedaan itu muncul akibat dari sudut pandang yang berasaskan pada perbedaan aliran-aliran dalam psikologi itu sendiri. Sekedar diketahui di antara perbedaan pengertian tersebut antara lain:

Wilhelm Wundt (1832-1920)
Psikologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari/menyelidiki pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti pengalaman perasaan panca indera, merasakan sesuatu, berfikir dan berkehendak. Wundt terkenal sebagai gubernur pada Universitas Leipzig pendiri laboratorium psikologi yang pertama di dunia dipandang juga sebagai pendiri psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri terpisah dari filsafat dan ilmu alam[2].

John Broadus Watson (1842-1910)
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku lahiriyah manusia dengan menggunakan metode-metode observasi (pengamatan) secara obyektif seperti terhadap rangsangan (stimulus) dan jawaban (respon) yang menimbulkan tingkah laku, psikologi bukan mempelajari tentang kesadaran manusia. Watson menolak teori netralitas yang menjadikan kegiatan hidup kejiwaan seperti perasaan panca indera, merasa, persepsi(lukisan jiwa), pikiran dan pengalaman sadar dan sebagainya sebagai obyek penyelidikan psikologi. Ruang lingkup psikologi meliputi tingkah laku manusia dan binatang, bahkan tingkah laku binatang lebih fundamental daripada tingkah laku yang kompleks dari manusia. Paham Watson ini disebut “Behaviorisme”(paham yang menitikberatkan pada tingkah laku lahiriyah)[3].

Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki jiwa, namun secara empiric hakikat jiwa tersebut tidak dapat diketahui, sehingga psikologi hanya membahas mengenai proses, fungsi-fungsi dan kondisi kejiwaan.
Dengan melihat pengertian psikologi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi adalah; ilmu yang mempelajari kejiwaan berdasarkan pengalaman panca indera dari masing-masing individu.

Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan factor-fakor yang umum yang mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri pribadi yang khas. Titik berat yang diberikan para ahli psikologi perkembangan adalah pada hubungan antara kepribadian dan perkembangan. Hal ini disebabkan oleh pendapat sebagian besar para psikolog bahwa keseluruhan kepribadian itulah yang berkembang meskipun beberapa komponen dapat lebih menonjol perkembangannya perkembangannya pada masa-masa tertentu daripada komponen yang lain, misalnya fungsi indra dan motorik menonjol pada tahun-tahun pertama. Ahli psikologi perkembangan lebih tertarik pada struktur yang berbeda-beda pada pribadi yang sedang berkembang pada urut-urutan perkembangannya maupun pada hubungannya satu sama lain. Sehubungan dengan itu dipakailah istilah stadium yang berurutan, misalnya stadium perkembangan intelegensi, kadang-kadang dipakai istilah fase bila berkisar pada hubungan antara komponen-komponen tersebut periode perkembangan tertentu[4].

Namun secara umum psikologi perkembangan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perubahan individu/pribadi sejak sebelum lahir sampai tua baik perubahan fisik maupun psikis, dengan disertai tahap-tahap tertentu.

Ruang Lingkup Kajian Psikologi Perkembangan
Obyek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi, yang berkembang di dalam masyarakat. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.Perkembangan dapat diartikan sebagai proses berlangsungnya perubahan-perubahan dalam diri seseorang, yang membawa penyempurnaan dalam kepribadiannya[5].

Pertumbuhan berlangsung sejak saat terjadi pembuahan dan menyumbangkan struktur jasmaniah yang memungkinkan perkembangan mental/psikis yang meliputi perkembangan: kognitif, konatif, afektif, social dan motorik. Perkembangan kognitif melipiti peningkatan pengetahuan serta pemahaman, yang sering juga disebut “perkembangan intelektual”dan perluasan kemampuan berbahasa. Perkembangan konatif meliputi penghayatan berbagai kebutuhan, baik biologis maupun psikologis dan penentuan diri sebagai mahkluk yang bebas dan rasional, sehingga lahir berbagai motif, yaitu daya-daya penggerak yang memberikan arah pada aktivitas-aktivitas. Perkembangan afektif menyangkut pemerkayaan alam perasaan. Misal anak pada awal hanya mengenal perasaan senang atau perasaan tidak senang lama-kelamaan akan mengalami rasa puas, gembira, kagum dan sebaliknya. Perkembangan social meliputi kemampuan bergaul secara memuaskan dengan anggota keluarga, teman, masyarakat dan sebagainya. Perkembangan motorik meliputi kemampuan menggunakan otot-otot, urat-urat dan persendian dalam tubuh, sehingga anak dapat merawat diri sendiri dan bergerak dalam lingkungan secara efisien dan efektif.

Perkembangan fisik memang mempengaruhi perkembangan psikis, misalnya bertambahnya fungsi otak memungkinkan anak dapat tertawa, berbicara dan lain sebagainya. Perkembangan juga berkaitan dengan belajar, khususnya mengenai isi proses perkembangan: apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Di samping itu juga bagaimana mempelajari sesuatu, misalnya apakah melalui memorisasi (menghafalkan) atau mengerti hubungan, ikut menentukan perkembangan. Sehingga perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan pemasakan dan belajar. Terjadilah suatu organisasi atau struktur tingkah laku yang lebih tinggi. Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup psikologi perkembangan adalah:

a.Cabang dari psikologi
b.Obyek pembahasannya ialah perilaku atau gejala jiwa seseorang
c.Tahapannya dimulai dari masa konsepsi hingga masa dewasa.
C. Prinsip-Prinsip Utama Dalam Psikologi Perkembangan

Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti. Manusia secara terus-menerus berkembang atau berubah dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, intelegensi maupun social, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif di antara aspek tersebut. Apabila ada seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit) maka ia akan mengalami kemandegan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu. Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya: untuk dapat berjalan seorang anak harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan prasyarat perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atau meloncat.

Prinsip-prinsip perkembangan meliputi[6]:

1. Prinsip Kesatuan Organis
Anak merupakan satu kesatuan, perkembangan antar fungsi yang satu dengan yang lain saling berpengaruh, tiap-tiap fungsi hanya mempunyai arti apabila ditinjau dari keseluruhannya. Contoh: perkembangan bahasa anak merupakan suatu kebulatan, artinya kita tidak boleh meninjau perkembangan bahasa saja, tetapi perkembangan sebelumnya juga harus diperhatikan penguasaan anak terhadap kata-kata, kalimat, dan sebagainya.
Implikasi dalam pendidikan disarankan agar pelajaran-pelajaran yang diberikan ada hubungannya antara satu bagian dengan bagian lainnya, juga perlu diperhatikan dalam menyusun scope kurikulum setiap jenjang pendidikan.

2. Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan. Prinsip ini menekankan bahwa masing-masing Individu memiliki irama sendiri dalam perkembangannya, ada yang cepat dan ada yang lambat.

3. Tiap Individu mengikuti Pola Perkembangan Yang umum Meskipun individu memiliki irama dan tempo yang berbeda, disertai bakat yang berbeda,namun individu tersebut masih mengikuti garis perkembangan umum. Jadi perbedaan tersebut dikarenakan pembawaan dan lingkungan.

4. Prinsip Interaksi
Antara perkembangan dan lingkungan saling berpengaruh di dalam perkembangan anak. Implikasi dalam pendidikan diantaranya adalah: pendidik harus memberikan variasi pendidikan seluas-luasnya,potensi-potensi anak bisa berkembang karena ada stimulus yang diberikan, anak bukan manusia yang pasif tetapi dengan keaktifannya anak bisa menunjukkan kehendaknya,maka kemauan anak harus dipupuk.

5. Prinsip Kematangan
Kematangan anak menentukan pendidikan yang diberikan, orang tidak dapat memaksakan materi pendidikan yang melebihi batas tingkat kematangannya.

6. Proses Perkembangan
Pada proses ini terdapat keinginan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan diri. Adanya keinginan untuk makan, minum, dan istirahat merupakan keinginan untuk mempertahankan diri, sedangkan keinginan untuk bergerak, bermain, maengdakan eksplorasi dan lainnya merupakan hasrat untuk mengembangkan yang sudah ada.

7. Fungsi psikis tidak timbul secara berturut-turut tetapi secara bersamaan Menulis materi pelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan fungsi ingatan, pikiran, perasaan, gerak dan sebagainya secara bersamaan hanya pada waktu tertentu, salah satu fungsi yang menonjol sehingga tampak secara berurutan.

8. Perkembangan mengikuti proses diferensiasi dan integrasi Dengan bertambahnya umur, perkembangan anak akan semakin maju, sehingga terjadi proses diferensiasi dan integrasi.

9. Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan asuhan secara sadar Proses ini membutuhkan suatu asuhan, bimbingan yang dilakukan secara sadar. Untuk mencapai perkembangan yang normal asuhan dan bimbingan harus diberikan secara sadar dan terencana.

Manfaat Psikologi Perkembangan Dalam Studi Psikologi Pendidikan
Manfaat psikologi perkembangan dalam psikologi pendidikan sangatlah perlu karena perkembangan kognitif meliputi peningkatan pengetahuan serta pemahaman, yang sering disebut dengan perkembangan intelektual dan perluasan kemampuan berbahasa. Demikian juga perkembangan konatif meliputi penghayatan berbagai kebutuhan, baik biologis maupun psikologis dan penentuan diri sebagai makhluk yang bebas dan rasional.

Psikologi perkembangan bermanfaat sekali bagi psikologi pendidikan karena psikologi perkembangan menyediakan informasi yang amat banyak dan mendasar bagi semua pihak yang melakukan studi psikologi pendidikan. Para pendidik harus menyediakan lingkungan di sekolah yang memberikan kesempatan bagi pengembangan potensi anak agar mencapai titik yang optimal (student oriented). Berbagai pedoman tentang teori belajar, masalah psikologis anak dalam psikologi pendidikan pasti berawal dari studi perkembangan dan pertumbuhan sejak awal sampai tingkat remaja.
Ada lima aspek yang perlu diperhatikan, manfaat tambahan dalam hal ini[7]:
1. bagi anak didik artinya anak didik dapat mengembangkan diri guna mendapatkan kemajuan baru secara optimal.
2. bagi pendidik artinya: dapat mempersiapkan kondisi dan lingkungan yang menyediakan kesempatan bagi anak didik untuk belajar dan mengembangkan tingkah lakunya serta dapat menerapkan tujuan, bahan, dan materi kegiatan, metode, tehnik, evaluasi, media belajar, sarana-prasarana, kegiatan dan sebagainya dengan tepat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
3. bagi orang tua ,keluarga, masyarakat, pemerintah atau negeri artinya dapat mengambil suatu sikap atau kebijakan-kebijakan.
egertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak berdiri sendiri. pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur rgandalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya.
Pada bab ini akan diterangkan 6 prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991). Prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak, kesepuluh prinsip tersebut adalah :
a. Adanya perubahan.
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.
Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu ;
Perubahan ukuran
Perubahan fisik yang meliputi : tinggi, berat, organ dalam tubuh, perubahan mental. Perubahan mental meliputi : memori, penalaran, persepsi, dan imajinasi.
Perubahan proporsi
Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak.
Hilangnya ciri lama
Misalnya ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinya berganti dengan sikap prososial.
Mendapatkan ciri baru
Hilangnya sikap egosentrisme anak akan mendapatkan ciri yang baru yaitu sikap prososial.
b. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.
Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini.
Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembanga anak
Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh sepanjang hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak
Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah
Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak untuk mengadakan perubahan bagi dirinya.
c. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu. Seperti misalnya dalam fungsi filogentik yaitu mmerangkak, duduk kemudian berjalan. Sedangkan arti belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan. Hubugan antara kematangan dan hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat terjadinya masa peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa pekanya maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak, demikian pula sebaliknya.
d. Pola perkembangan dapat diramalkan
Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukuk yang kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.
e. Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari saatu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan.
Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan dengan yg memiliki kecerdasan rata-rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembanga lebih lambat.
Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju tanggapan yang lebih khusus. Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia mampu melakukan permainan itu dengan jari-jarinya. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak akan merespon ketekutan secara umum pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merepon ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut.
Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat. Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja. Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.
f. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak. Misalnya perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan kegiatan intelektual atau tidak. Dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar atau tidak.
Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak yang memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya.
Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Demikian pula pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan.
g. Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial
Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara lain dari lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.
Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang penting karena memungkinkan pengasuh (Orangtua, guru dll) untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.

Tipe Kepribadian
Perbedaan kepribadian atau tipe-tipe kepribadian yang melekat pada setiap orang telah menarik perhatian para ahli sejak dahulu kala. Sebenarnya penjelasan Alkitab mengenai tipe-tipe kepribadian ini telah ada jauh sebelum penelitian ilmiah. Alkitab menjelaskan tentang perbedaan antara pria dan wanita yang merupakan perbedaan tipe kepribadian yang sangat jelas. Perkembangan selanjutnya memberikan kepada kita suatu penguraian yang lebih terperinci mengenai tipe-tipe kepribadian orang.
Di dalam bidang kedokteran pada zaman Yunani kuno, Hippocrates telah melakukan suatu usaha penelitian di dalam tipologi kepribadian. Ia menyimpulkan bahwa temperamen (darah, flegma, empedu hitam, empedu kuning) berhubungan dengan kepribadian yang mudah terserang berbagai macam penyakit. Ia menyatakan bahwa mereka yang pendek dan gempal mudah terserang apoplexy dan mereka yang tinggi dan kerempeng mudah terserang penyakit tuberclosis. Kecuali Galen (130-200 AD) membagi tipe kepribadian itu berdasarkan temperamen tersebut menjadi:
1. Sanguine - tipe yang meluap-luap.
2. Flegmatik - tipe lamban.
3. Kolerik - tipe gerak cepat.
4. Melankolik - tipe patah hati.
Sekali pun pembagian tipe kepribadian ini dinilai tidak ilmiah, namun istilah-istilah tersebut masih dipakai sampai dengan saat ini. Kemudian Ernst Kretschmer (1888-1964) dalam bukunya "Physique and Character" membagi kepribadian atau tempramen atas 4 tipe:
1. Tipe astenik.
Tipe ini mempunyai ciri kurus, lurus, tubuh lemah, sulit bertumbuh, dan cenderung kepada schizophrenia.
2. Tipe atletis.
Ciri-ciri tipe ini, orangnya tinggi, besar, dadanya bidang, kekar, dan postur tubuh yang meruncing ke bawah. Secara kejiwaan, orang ini mempunyai potensi schizothymic.
3. Tipe piknik.
Tubuhnya cenderung melebar, lembut, gemuk bulat dan berlemak. Kretschmer mengidentifikasikan tipe dengan cycloid atau manic- depressive, suatu temperamen yang berubah-ubah, kadang senang, kadang murung.
4. Tipe displastik. Tipe yang lain dari ketiga tipe di atas.
William Sheldon yang menulis buku "The Varieties of Temperament" (1942), juga memberi perhatian kepada bentuk tubuh. Ia memusatkan perhatian pada penelitiannya tentang meticulous yang disebutnya sebagai somatotyping. Sikap dan tingkah lakunya diduga menyesuaikan diri dengan bentuk tubuhnya. Ia membagi tipe kepribadian menjadi tiga bagian:
1. Endomorphy.
Dari segi fisik, pencernaannya baik, namun otot-ototnya lemah. Karena itu tubuhnya cenderung gemuk. Tipe ini lamban, senang memanjakan tubuhnya, suka makan (apalagi kalau bersama kawan- kawan), orangnya mudah dan sangat bersahabat, dan merasa puas selalu.
2. Mesontorphy.
Orang tipe ini memiliki tubuh yang kekar, langkahnya tegap, senang menguasai karena memang dia punya kekuatan, suka terhadap hal-hal yang beresiko berbahaya. Ia mempunyai arah yang tegas dan jelas, punya keberanian untuk bertempur. Sifat ekstrovertnya sangat menonjol.
3. Ectomorphy.
Tipe ini ditandai dengan ketenangan. Postur tubuh dan gerak yang kaku. Perasaannya sangat peka. Sifatnya sangat tertutup.
Pada tahun 1971, C.G. Jung menulis sebuah buku yang berjudul "Psychological Types". Ia membagi kepribadian itu atas introvert dan extrovert. Kedua tipe itu ditandai dengan sikap seseorang terhadap obyek. Seorang yang introvert pada dasarnya selalu ingin melarikan diri dari obyek, seakan-akan obyek itu harus dicegah agar tidak menguasainya. Sebaliknya, orang yang ekstrovert mempunyai sikap yang positif terhadap obyek. Dialah yang menguasai obyek itu. Kelihatannya pembagian Jung itu terlalu sederhana. Tetapi sebetulnya Jung mengklasifikasikan kedua tipe itu ke dalam delapan subtipe, sehingga terkesan rumit.
1. Tipe pemikir ekstrovert.
Setiap aktivitas orang tipe ini tidak lepas dari kesimpulan- kesimpulan yang bersifat intelektual yang didasarkan pada data obyektif.
2. Tipe perasa ekstrovert.
Orang ini sebelum bertindak, perasaannya itu harus pas dulu. Jung memasukkan kaum wanita ke dalam tipe ini.
3. Tipe sensasi ekstrovert.
Bagi dia, segala sesuatu harus benar dan berorientasi pada kesenangan yang konkrit, tidak berlebihan, hukum itu harus dipatuhi. Orang tipe ini tidak mementingkan diri sendiri, dan rela berkorban demi kepentingan orang lain.
4. Tipe intuitif ekstrovert.
Orang ini tidak akan ditemukan dalam dunia yang memiliki nilai realitas yang dapat diterima. Ia tidak puas dengan apa yang ada. Ia selalu menyelidiki sesuatu dan berbuat sesuatu yang baru.
5. Tipe pemikir introvert.
Orang ini terlalu membatasi diri dengan pikiran dan pendapatnya sendiri. Ia bisa berpikir kritis, tetapi sering subyektif.
6. Tipe perasa introvert.
Orangnya tenang, sulit didekati, sukar mengerti dan kurang tanggap terhadap perasaan orang lain.
7. Tipe sensasi introvert.
Dia selalu berorientasi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi, dan bukan pada penilaian yang masuk akal.
8. Tipe intuitif introvert.
Tipe ini sangat senang dengan hal-hal yang berbau mistik, bahkan ia bisa menjadi peramal atau seniman yang aneh.
Pembagian Jung ini disempurnakan lebih lanjut oleh Isabel Briggs Myers dalam bukunya "Gifts Differing". Dia membagi ke delapan tipe Jung menjadi dua sub tipe yang menyangkut penilaian dan pemahaman. Dialah yang menemukan tipe Myers-Briggs yang merupakan indikator terhadap pengukuran preferensi kepribadian, kapasitas dan keterbatasannya. Ia yakin bahwa setiap subtipe itu mempunyai kekuatan. Hal ini sangat menolong kita sebagai pelayan. Suatu pendekatan yang baru terhadap analisa tingkah laku dari tipe kepribadian ini terdapat dalam "The Diagnostic and Statistical Manual III", yang menguraikan 11 gangguan kepribadian yang di kelompokkan dalam tiga bagian:
Kelompok A: Orang-orang aneh dan eksentrik.
1. Paranoid:
Suatu gangguan kepribadian yang ditandai dengan ciri-ciri khas hipersensitivitas, kecurigaan, dan kecenderungan untuk menyalahkan orang lain.
2. Schzoid:
Selalu menjauhkan diri dari orang lain serta memiliki pemikiran yang eksentrik.
3. Schizotypal: Ciri kepribadian yang terganggu yang ditandai dengan pengucilan diri dari orang lain serta pikiran-pikiran yang eksentrik (aneh, sinting, kegila-gilaan) . Mirip schizophrenia, tetapi tidak begitu parah.
Kelompok B: Orang-orang dramatis, emosional dan tak menentu.
1. Anti-sosial:
Ketidakmauan untuk berasosiasi dengan individu-individu lain atau kelompok-kelompok lain. Sikapnya selalu melawan standar sosial, dan karenanya berbahaya bagi masyarakat.
2. Borderline:
Orangnya tidak stabil dalam tingkah laku, suasana hati, hubungan dengan orang lain, dan konsep diri.
3. Histronie:
Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kehebohan, dramatisasi diri, pembujukan dan usaha untuk mencari perhatian.
4. Narcisstic:
Ditandai dengan cinta diri yang sering dikaitkan dengan kepuasan erotis. Ia sangat menyayangi tubuhnya, perbuatan dan kemampuannya.
Kelompok C: Ditandai dengan kecemasan, ketakutan dan suka bertingkah.
1. Avoidant:
Cirinya adalah kepekaan yang berlebihan terhadap penolakan orang lain, sehingga ia tidak mau berhubungan dengan orang lain, takut kalau ditolak.
2. Dependent:
Sangat kurang percaya diri, sehingga ia cepat menyerahkan diri kepada orang lain. Karenanya mereka tidak bisa mengambil keputusan di dalam hidup mereka tanpa orang lain.
3. Obsessive-compulsiv e:
Adanya ide (obsesi) yang tegar melekat dan sering tidak dikehendaki diiringi dengan perbuatan yang tidak masuk akal. Seseorang akan mencuci tangannya setiap lima menit karena takut akan bakteri yang akan membinasakannya. Atau, seorang yang sebentar-sebentar memeriksa kunci pintu apakah terkunci atau tidak, jangan-jangan ada maling yang sedang mondar-mandir di halaman rumahnya. Usaha-usaha seperti itu adalah usaha untuk menghilangkan perasan bersalah.
4. Passive-aggressive:
Ditandai dengan pemberontakan melalui ketidakaktifan dan sikap keras kepala.
Tipe-tipe Kepribadian Berdasarkan Temperamen
Tim La Have mengingatkan kita akan bahaya di dalam membahas tipe kepribadian ini berdasarkan temperamen. Sebab beberapa orang akan cenderung untuk mulai menilai dan bahkan menentukan temperamen kawan-kawannya. Padahal penilaian dan penentuan itu tidak dapat dilihat dari satu dua kesan dan penampilan seseorang di dalam waktu yang sangat terbatas. Orang yang bersangkutanlah yang jauh lebih mengetahui temperamen macam apa dia itu.
Lagi pula, pembagian temperamen seperti yang diusulkan oleh Galen itu tidak bermaksud bahwa setiap orang ditandai dengan satu temperamen, tetapi di dalam diri seseorang bisa terdiri atas beberapa macam tempramen. Memang, ada satu jenis temperamen yang menonjol.
Catatan lain yang perlu diperhatikan di dalam memahami orang lain lewat perbedaan temperamen itu, bahwa ada orang yang sebenarnya mempunyai temperamen kolerik, tetapi dalam perjalanan waktu dan pengalamannya, bisa berubah menjadi seorang yang flegmatik sehingga penilaian dan penetuan itu bisa meleset.
Kolerik
Seorang yang disebut kolerik biasanya ditandai dengan semangatnya yang berapi-api, cekatan, aktif, mempunyai kemauan keras, mampu untuk mandiri dan berpikir praktis. Ia selalu puas dengan dirinya sendiri, tanpa harus ditentukan orang lain. Ia tidak perlu diajar berpikir positif, sebab ia mudah menanggapi segala sesuatu itu positif. Sikapnya optimis. Di kala semua orang telah menyerah kepada keadaan, orang kolerik tetap memandang kepada masa depan yang penuh harapan. Bagi dia tidak ada langkah menyerah. Hal ini berhubungan dengan sikapnya yang berani, tidak kenal takut.
Karena itu orang kolerik hampir tidak menemukan kesulitan untuk memimpin. Potensi itu sangat besar di dalam dia. Dialah yang sering menyulut massa (agitator). Ia juga dikenal sebagai organisator yang bijaksana, karena ia tidak mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan sendiri.
Namun di balik kemampuan-kemampuan ya itu, ia juga seorang yang kejam, sadis, kasar, tidak sensitif atau kurang mengerti perasaan orang lain. Barangkali satu hal yang sulit bagi dia adalah mengasihi orang lain. Karena bagi dia orang lain hanya alat untuk mencapai tujuan-tujuan. Ia selalu melihat dirinya sebagai pusat aktivitasnya dan orang lain harus mendukung tujuan-tujuan dan rencana-rencananya. Ia tidak akan berurusan dengan mereka yang tidak mendukungnya. Tugas dan proyeknya adalah pusat perhatiannya, karena itu ia bukanlah seorang yang mudah bergembira. Sebegitu aktif dan "rajin"nya orang ini, sehingga sulit baginya untuk menyediakan waktu untuk bersaat teduh (membaca Alkitab, berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam waktu-waktu khusus).
Sanguin
Orang sanguin beda dengan kolerik. Ia mampu membuat suasana menjadi hangat. Ia terkesan tidak memikirkan hari esok. Hari ini adalah hari yang berbahagia, hari esok lain urusannya. Ia begitu ramah dengan semua orang, simpatik, lemah lembut dan punya perhatian yang besar terhadap orang lain. Makanya ia sangat disenangi orang, apalagi ia termasuk orang yang tidak pernah kehabisan kata-kata, ia bisa memukau orang banyak dengan cerita-ceritanya yang menarik. Ia manusia yang tak pernah bosan dengan hidup ini.
Sayangnya, orang sanguin memiliki emosi yang tidak stabil. Ia bisa jatuh cinta dengan seorang hari ini, kemudian dengan seorang lagi pada hari yang lain. Pendiriannya tidak tegas, dan karena itu ia tidak segan-segan untuk berbohong. Karena senang dengan memukau orang, sampai-sampai sebuah fakta dilebih-lebihkan. Pintar membuat sensasi. Kalau orang sanguin melihat sepeda bertabrakan dengan sepeda, ia akan menceritakannya seakan-akan pesawat bertabrakan dengan pesawat. Sifat kekanak-kanakannya sangat menonjol, dan suka mendominasi percakapan.
Kelemahan lain yang dimiliki orang sanguin adalah tidak disiplin. Terlalu banyak waktu yang dibuangnya, sehingga banyak pekerjaan yang tidak selesai. Tidak teroganisir, karena ia mudah beralih perhatian kepada hal-hal yang tidak menjadi prioritas. Ia tidak terdesak dengan target waktu. Makanya kalau orang sanguin sering datang terlambat, kita tidak usah heran. Ia bisa memasuki sebuah pertemuan rapat dalam keadaan tenang tanpa merasa "berdosa".
Melankolik
Melankolik terkenal sebagai manusia sesitif. Kalau orang kolerik tidak senang dengan hal-hal yang kecil, melankolik adalah sebaliknya. Ia terlalu banyak disibukkan dengan hal-hal kecil yang kadang-kadang tidak pantas untuk dipikirkan. Ia adalah orang yang sulit mengambil keputusan. Seorang wanita yang melankolik akan sulit memberikan respons kepada seorang pria yang menyatakan cinta kepadanya. Ia mampu untuk menggumulinya selama bertahun-tahun untuk sebuah keputusan.
Ia adalah seorang yang berpikir dalam dan analitis. Karenanya ia sangat menghargai karya-karya musik, sastra, seni. Dalam pekerjaan, ia selalu melakukan yang terbaik. Ia tidak akan menerima suatu tanggungjawab apabila yang lain belum juga ia selesaikan. Kalau seorang kolerik, yang penting banyak pekerjaan, bagi melankolik, yang penting selesai dengan sempurna.
Akan tetapi, beda dengan kolerik, ia adalah seorang yang pesimis dan selalu melihat segala sesuatu dari sisi negatif. Orang mengenal dia sebagai Si Pemurung. Setiap hari dilewatinya hanya dengan memikirkan dirinya sendiri. Ia terlalu kuatir akan kehidupannya, makanya ia mudah stres dan depresi.
Terhadap orang lain ia sering mengkritik, kalau ia melihat ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya. Selalu curiga pada hal-hal yang baru, termasuk pada orang lain. Karena itu ia sulit mendapat kawan. Ia terlalu idealis dan teoritis. Karena terlalu banyak pertimbangan, akibatnya untuk mengambil keputusan pun sulit.
Flegmatik
Tenang, damai dan baik hati adalah ciri khas orang flegmatik. Orangnya adalah yang paling stabil di antara semua temperamen. Ia seorang yang setia, pendengar yang baik dan bisa mempunyai humor yang menyenangkan. Ia bekerja tanpa adanya suatu tekanan, rapi dan tetap teguh dalam mempertahankan apa yang telah menjadi peraturan. Ia sangat berhati-hati di dalam mengambil tindakan.
Cuma, orang akan merasa kesal dengan orang flegmatik. Ia adalah orang yang sulit bergerak. Pasif adalah ciri khas orang ini. Di saat semua orang panik, ia tenang. Ia kurang percaya pada dirinya sendiri. Dan yang lebih menjengkelkan lagi ialah sikapnya yang suka kompromi.
Dalam kegiatan bersama, ia lebih memilih untuk abstain ketimbang terlibat dalam suatu urusan. Ia tidak begitu antusias dalam segala hal. Kalau semua orang tertawa, ia tidak. Malahan ia sinis, dan suka mengejek. Acuh tak acuh, dan merasa dirinya lebih benar dari orang lain. Sebenarnya ia seorang pemalas dan sukar didorong. Sikapnya sangat tertutup, penakut dan terlalu berhati-hati.

Pola Perkembangan Remaja
Bagi sebagian besar orang yang baru berangkat dewasa bahkan yang sudah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup mereka. Kenangan terhadap saat remaja merupakan kenangan yang tidak mudah dilupakan, sebaik atau seburuk apapun saat itu. Sementara banyak orangtua yang memiliki anak berusia remaja merasakan bahwa usia remaja adalah waktu yang sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orangtua dan remaja itu sendiri. Banyak orangtua yang tetap menganggap anak remaja mereka masih perlu dilindungi dengan ketat sebab di mata orangtua para anak remaja mereka masih belum siap menghadapi tantangan dunia orang dewasa. Sebaliknya, bagi para remaja, tuntutan internal membawa mereka pada keinginan untuk mencari jatidiri yang mandiri dari pengaruh orangtua. Keduanya memiliki kesamaan yang jelas: remaja adalah waktu yang kritis sebelum menghadapi hidup sebagai orang dewasa.
Sebetulnya, apa yang terjadi sehingga remaja merupakan memiliki dunia tersendiri. Mengapa para remaja seringkali merasa tidak dimengerti dan tidak diterima oleh lingkungan sekitarnya?. Mengapa remaja seolah-olah Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.memiliki masalah unik dan tidak mudah dipahami?
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memhami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk berreproduksi. www.msi-uii.net
Pembentukan prilaku

Faktor-faktor pembentuk perilaku antara lain :
Faktor internal :
1. Instink biologis, seperti lapar, dorongan makan yang berlebihan dan berlangsung lama akan menimbulkan sifat rakus, maka sifat itu akan menjadi perilaku tetapnya, dan seterusnya
2. Kebutuhan psikologis, seperti rasa aman, penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi diri
3. Kebutuhan pemikiran, yaitu akumulasi informasi yang membentuk cara berfikir seseorang seperti mitos, agama, dan sebagainya

Faktor eksternal
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sosial
3. Lingkungan pendidikan

Islam membagi akhlak menjadi dua yaitu :
1. fitriyah, yaitu sifat bawaan yang melekat dalam fitrah seseorang yang dengannya ia diciptakan, baik sifat fisik maupun jiwa.
2. Muktasabah, yaitu sifat yang sebelumnya tidak ada namun diperoleh melalui lingkungan alam dan sosial, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman

Pembentukan Kepribadian
Kepribadian terbentuk setelah melalui proses :
1. Adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, mungkin agama, ideologi, dan sebagainya
2. Nilai membentuk pola pikir seseorang yang secara keseluruhan ke luar dalam bentuk rumusan visinya
3. Visi turun ke wilayah hati dan membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan keluar dalam bentuk mentalitas
4. Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan melahirkan tindakan yang secara keseluruhan disebut sikap
5. Sikap yang dominan dalam diri seseorang secara kumulatif mencitrai dirinya adalah kepribadian

. perbedaan individu menurut garry (1963) yaitu:
a. perbedaan fisik = usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak
b. perbedaan sosial termasuk status ekonomi , agama, hubungan keluarga dan suku.
c. perbedaan kepribadian = watak, minat dan sikap
d. perbedaan intelijensi dan kemampuan berpikir
e. perbedaan dan kepribadian di sekolah
1. cara berpikir
2. minat dan bakat
3. keaktipan belajar dan lain-lain [/align]

0 comments:

Post a Comment

Share this article